AMITABHA BUDDHA
Pada saat itu Hyang
Bhagava bersabda kepada Arahat Sariputra, dari sini melewati sepuluh trilyun
(koti) negeri Buddha, menuju Barat terdapat sebuah alam yang disebut Tanah Suci
Sukhavati. Di alam tersebut ada seorang Buddha, bergelar Amitabha, kini sedang
membabarkan Dharma.
Sariputra, bila ada
pria budiman (yang berjiwa besar) atau wanita berbudi luhur, setelah mendengar
ucapan nama Amitabha Buddha (Oh Mee Toh Fo), menyatukan jiwa dalam Nama-Nya
secara terus menerus, selama satu hari, dua hari, tiga hari, empat hari, lima hari,
enam hari, tujuh hari, jiwanya menyatu dan tidak ragu, maka saat menjelang
ajalnya Amitabha Buddha (Oh Mee Toh Fo) dan para orang suci akan muncul di
hadapannya. Di saat meninggal dunia, jiwanya tidak kacau (pikiran tidak
terbalik), sehingga segera dapat terlahir di Tanah Suci Sukhavati Amitabha
Buddha (Oh Mee Toh Fo).
Paragraf di atas merupakan penggalan Amitabha Sutra yang dijadikan dasar mengapa umat Buddha Mahayana memuja Amitabha Buddha. Amithabha Buddha sangat dipuji dan diagungkan oleh umat Buddha Mahayana karena sangat mudah diucapkan dan dilafalkan. Amitabha Buddha digambarkan sebagai Buddha yang memiliki dua pendaping atau pengawal yaitu Mahastamaprapta Bodhisatva dan Avalokitesvara Bodhisatva yang dipercayai tinggal di Tanah Suci Sukhavati atau biasa disebut dengan Surga Barat.
Dalam ajaran Mahayana umat Buddha akan dapat merealisasi kebahagiaan tertinggi apabila dapat melaksanakan empat hal yaitu:
a. Bertemu dengan Dharma
b. Memiliki keyakinan pada Dharma
c. Melaksanakan ajaran (Dharma)
d. Melaksanakan Dharma secara terus menerus.
demikian pula bila manusia dengan penuh keyakinan melafal dan dengan penuh keyakinan melafal Amitabha Buddha maka akan membawa pada kebahagiaan.
Sadhu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar