Rabu, 06 Mei 2015

Delapan Belas Arhat (Shi Pa Lao Han)

DELAPAN BELAS ARHAT

Menurut legenda, Dikatakan bahwa Buddha memerintahkan 16 orang Arhat untuk menunda parinibbana-nya untuk terus membabarkan dharma dan menolong umat manusia. TEtapi dalam perkembangannya, terutama dalam kebudayaan tertentu (apalagi dengan adanya personifikasi dalam bentuk patung) kemudian muncul lagi 2 orang Arhat sehingga total menjadi 18 Arhat atau dalam tradisi Tiongkok disebut dengan Se Pa Lo Han (18 Arhat). Menurut Nandimitrāvadāna ditulis oleh Arhat Nandimitra, Taisho Tripitaka 2030 yang diterjemahkan oleh Bhiksu Tang Tsang terdapat daftar dari 16 Arhat:
1. Arhat Pindolabharadvaja
2. Arhat Kanakavatsa
3. Arhat Kanakabharadvaja
4. Arhat Subinda
5. Arhat Nakula
6. Arhat Bhadra
7. Arhat Kalika
8. Arhat Vajraputra
9. Arhat Jivaka
10. Arhat Panthaka
11. Arhat Rahula
12. Arhat Nagasena
13. Arhat Angaja
14. Arhat Vanavasin
15. Arhat Ajita
16. Arhat Chudapanthaka
Angaja atau Angida terkadang digantikan oleh Bodhidharma (Damo Zushi).
16 Arhat pertama kali disebutkan dalam Mahayana Vataraka Shastra yang ditulis oleh Sthiramati dan diterjemahkan oleh Bhiksu Daotai ke dalam bahasa Tionghoa pada abad ke-5 M. Dalam Taiwan Wenxian (dokumen dari Taiwan) disebutkan bahwa di anatara 18 Arahat, yang tercatat dalam sutra-sutra hanayalah 16 Arhat, dua lainnya ditambahkan oleh umat Buddhis di Tiongkok. 18 Arhat dalam lukisan Guan Xiu pada tahun 891 M:
1. Rahula, Arhat Pemikir
2. Pindola Bharadvaja, Arhat Penunggang Rusa     
03. Subinda, Arhat Pembawa Pagoda
04. Panthaka, Arhat Pengangkat Tangan
05. Bhadra, Arhat Pengelana
06. Vanavasa, Arhat di bawah pohon pisang
07. Nakula, Arhat Pemeditasi
08. Kalika, Arhat Penunggang Gajah
09. Chudapanthaka, Arhat Penjaga Pintu     
10. Nandimitra, Arhat Penjinak Naga
11. Kanaka Bharadvaja, Arhat Pembawa Mangkok     
12. Angida, Arhat Karung Besar
13. Asita/Ajita, Arhat dengan Alis Panjang
14. Gobaka, Arhat pembuka Hati
15. Kanakavatsa, Arhat Bahagia
16. Nagasena, Arhat Pembersih Telinga
17. Vajraputra, Arhat Singa Tertawa     
18. Pindola, Arhat Penjinak Macan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar