Senin, 04 Mei 2015

Riwayat Hidup Ashin Jinarakkhita

ASHIN JINARAKKHITA

Riwayat Hidup Bhikshu Ashin Jinarakkhita, terlahir The Boan An, juga dikenal dengan panggilan Su Kong lahir di Bogor, Jawa Barat, Hindia Belanda, 23 Januari 1923 – meninggal di Jakarta, Indonesia, 18 April 2002 pada umur 79 tahun, merupakan orang Indonesia pertama yang ditahbiskan menjadi bhikkhu setelah 500 tahun runtuhnya kerajaan Majapahit saat ia ditahbiskan pada tahun 1953. Beliau merupakan salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam perkembangan Buddhis di Indonesia modern. Selain mempelajarikimia di Groningen, Belanda dia juga mendalami agama Buddha. Pada Juni 1953 ia ditahbiskan dalam tradisi Mahayana di Jakarta. Pembimbingnya menganjurkan agar ia belajar lebih lanjut di Myanmar, karena itu pada tahun yang sama ia masuk Sasana Yeikthadi Yangon untuk belajar meditasi satipatthana di bawah bimbingan Mahasi Sayadaw. Pada tahun berikutnya ia ditahbiskan menjadibhikkhu dan mengambil nama Ashin Jinarakkhita. Pada tahun 1955 ia kembali ke Jawa dan dengan kerja keras membangun kembali vihara-vihara Buddhis. 



Sebagai seorang Bhikshu, ia tidak hanya dikenal oleh umat Buddha di Indonesia. Pada saat awal menjadi bhikkhu, ia mendapat julukan The Flying Monk oleh umat Buddha di Malaysia dan Singapura karena kegesitan ia untuk ‘terbang’ dari satu tempat ke tempat lain untuk membabarkan Dharma. Ashin Jinarakkhita juga beberapa kali mengikuti beberapa kegiatan keagamaan yang berskala internasional. Di antaranya Persamuan Keenam (Chatta Sangayana) yang diadakan di Rangoon, tahun 1954-1956, juga konferensi-konferensi yang diadakan oleh The World Buddhist Sangha Council maupun The World Fellowship of Buddhists. Ashin Jinarakkhita juga pernah menjadi wakil presiden untuk The World Buddhist Sangha Council dan The World Buddhist Social Services.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar